twitter

Pages

Minggu, 18 Desember 2011

QADLO' "menerima ketentuan Allah"



                Menerima ketentuan yang telah di tetapkan oleh Allah adalah termasuk tingkatan seseorang yang telah mendapatkan maqom/tingkatan yaqin dan tingkatan orang-orang sangat cinta kepada Allah dan tingkatannya oran-orang  yang hatinya selalu pasrah dan menggantunkan diri hanya kepada-Nya. Kita sebagai orang mukmin tentunya akan menerima atas semua yang telah di tentukan Allah. Hal demikian ada dua:
(A). kita harus tahu betul bahwa hidup di dunia ini semata-mata hanya untuk beribadat kepada Allah. tentunya apabila kita tidak menerima apa yang telah di tentukan oleh tuhan maka kita akan selalu mengeluh dan gelisah, tentu hidupnya tidak tenang selamanya; kenapa dan kenapa Allah menciptakan diriku ini dalam keadaan seperti ini?. Kalau hati kita selalu di sibukkan dengan perasaan gelisah tidak menerima apa yang telah di tentukan tuhan bagaimana kita bisa beribadah dengan tenang dan khusu’ kepada-Nya. (B). Hati harus berusaha menghindar dari sifat tidak menerima ketentuan Allah. Hal tersebut sebagaimana yang telah di deciritakan bahwa salah satu dari para nabi telah mengadu dan mengeluh (tidak menerima) kepada Allah atas kejadian yang telah menimpa dirinya, yang mana kehendak Allah telah menimpa kepada dirinya. lalu Allah meberi wahyu dan memberi peringatan kepadanya. Apakah kamu termasuk seseorang yang selalu mengelu tidak terima atas semua kehendakku.dan apakah aku (Allah) akan merubah dunia ini karenamu atau aku akan merubah apa yang telah aku tentukan di lauhil mahfud atas semua kemauanmu sedangkan aku tidak berkehendak. Contoh di atas sebuah peringatan bagi orang-orang yang berakal jernih bahwa ancaman Allah sangatlah padih kepada para nabi lalu bagaimana dengan yang lain (selain para nabi).

                Sebagian para ulama menjelaskan makna dari pada ridlo kepada qadlo’ adalah meninggalkan marah (marah tidak menerima), sedangkan yang dinamakan marah adalah mengingat-ingat hal yang lain yang telah Allah tentukan (takdirkan) tidak untuk dirinya, bahwa itu adalah yang terbaik menurut dirinya. Hal tersebut adalah sering terjadi di kalangan anak muda yaitu ketika melamar (meminang) seseorang yang mana lamaran tersebut di tolak. karena terlalu cinta dan sayang yang merasuk pada dirinya sehingga lepas kontrol, Ia beranggapan kenapa dan kenapa di tolak apa salah saya dan kenapa tidak di setujui ?. karena terlu banyak berpikir dan mengeluh  sehingga pipipun menjadi lautan air mata. Itupun mendingan, banyak sekali pemuda/pemudi  bunuh diri atau melakukan tindakan anarkis yang menyebakkan merugikan dirinya dan orang lain. 
Tidak menerima apa yang telah Allah tetapkan adalah suatu kesalahan besar, dan keimanannya perlu dikawatirkan dan ragukan. Allah akan mengancam dan akan mendapatkan kemurkaan  sebagaimana yang telah di jelaskan dalam hadits :
وقد روينا ان الله تعالى يقول: من لم يرض بقضاءي ولم يصبر على بلاءي ولم يشكر على نعماءي فليتخذ الها سواءي.
Artinya: dan telah kami ceritakan sesungguhnya Allah berfirman: barang siapa tidak ridlo atas Qadlo'ku dan tidak sabar atas cobaanku, dan tidak mensyukuri atas nikamatku, maka carilah tuhan selain aku (Allah).
 Ancaman Allah  sangat pedih bagi seseorang yang berpikir  jerni (punya akal sehat). jadi kita sebagai orang mukmin tentunya berpandai-pandai melatih diri menjadi orang yang  sabar atas semua Allah berikan dan menerima atas kehendaknya.Sabar di bagi menjadi empat bagian: A. sabar melaksanakan ketaatan B. sabar atas menerima musibah  C. sabar atas limpahan dunia D. sabar atas ujian dan musibah yang menimpanya. Apabila kita sabar menjalani hal tersebut, maka kita akan mendapatkan kedudukan dan tingkatan yang tinggi di sisi-Nya dan termasuk orang yang ta'at dan mendapatkan pahala yang  amat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar