Menerima
ketentuan yang telah di tetapkan oleh Allah adalah termasuk tingkatan
seseorang yang telah mendapatkan maqom/tingkatan yaqin dan tingkatan
orang-orang sangat cinta kepada Allah dan tingkatannya oran-orang yang
hatinya selalu pasrah dan menggantunkan diri hanya kepada-Nya. Kita
sebagai orang mukmin tentunya akan menerima atas semua yang telah di
tentukan Allah. Hal demikian ada dua:
(A).
kita harus tahu betul bahwa hidup di dunia ini semata-mata hanya untuk
beribadat kepada Allah. tentunya apabila kita tidak menerima apa yang
telah di tentukan oleh tuhan maka kita akan selalu mengeluh dan gelisah,
tentu hidupnya tidak tenang selamanya; kenapa dan kenapa Allah
menciptakan diriku ini dalam keadaan seperti ini?. Kalau hati kita
selalu di sibukkan dengan perasaan gelisah tidak menerima apa yang telah
di tentukan tuhan bagaimana kita bisa beribadah dengan tenang dan
khusu’ kepada-Nya. (B). Hati harus berusaha menghindar dari sifat
tidak menerima ketentuan Allah. Hal tersebut sebagaimana yang telah di
deciritakan bahwa salah satu dari para nabi telah mengadu dan mengeluh
(tidak menerima) kepada Allah atas kejadian yang telah menimpa dirinya,
yang mana kehendak Allah telah menimpa kepada dirinya. lalu Allah meberi
wahyu dan memberi peringatan kepadanya. Apakah kamu termasuk seseorang
yang selalu mengelu tidak terima atas semua kehendakku.dan apakah aku
(Allah) akan merubah dunia ini karenamu atau aku akan merubah apa yang
telah aku tentukan di lauhil mahfud atas semua kemauanmu sedangkan aku
tidak berkehendak. Contoh di atas sebuah peringatan bagi orang-orang
yang berakal jernih bahwa ancaman Allah sangatlah padih kepada para nabi
lalu bagaimana dengan yang lain (selain para nabi).
Sebagian
para ulama menjelaskan makna dari pada ridlo kepada qadlo’ adalah
meninggalkan marah (marah tidak menerima), sedangkan yang dinamakan
marah adalah mengingat-ingat hal yang lain yang telah Allah
tentukan (takdirkan) tidak untuk dirinya, bahwa itu adalah yang terbaik
menurut dirinya. Hal tersebut adalah sering terjadi di kalangan anak
muda yaitu ketika melamar (meminang) seseorang yang mana lamaran
tersebut di tolak. karena terlalu cinta dan sayang yang merasuk pada
dirinya sehingga lepas kontrol, Ia beranggapan kenapa dan kenapa di
tolak apa salah saya dan kenapa tidak di setujui ?. karena terlu banyak
berpikir dan mengeluh sehingga pipipun menjadi lautan air mata. Itupun mendingan, banyak sekali pemuda/pemudi bunuh diri atau melakukan tindakan anarkis yang menyebakkan merugikan dirinya dan orang lain.
Tidak
menerima apa yang telah Allah tetapkan adalah suatu kesalahan besar,
dan keimanannya perlu dikawatirkan dan ragukan. Allah akan mengancam dan
akan mendapatkan kemurkaan sebagaimana yang telah di jelaskan dalam hadits :
وقد روينا ان الله تعالى يقول: من لم يرض بقضاءي ولم يصبر على بلاءي ولم يشكر على نعماءي فليتخذ الها سواءي.
Artinya: dan
telah kami ceritakan sesungguhnya Allah berfirman: barang siapa tidak
ridlo atas Qadlo'ku dan tidak sabar atas cobaanku, dan tidak mensyukuri
atas nikamatku, maka carilah tuhan selain aku (Allah).
Ancaman Allah sangat pedih bagi seseorang yang berpikir jerni (punya akal sehat). jadi kita sebagai orang mukmin tentunya berpandai-pandai melatih diri menjadi orang yang sabar
atas semua Allah berikan dan menerima atas kehendaknya.Sabar di bagi
menjadi empat bagian: A. sabar melaksanakan ketaatan B. sabar atas
menerima musibah C. sabar atas
limpahan dunia D. sabar atas ujian dan musibah yang menimpanya. Apabila
kita sabar menjalani hal tersebut, maka kita akan mendapatkan kedudukan
dan tingkatan yang tinggi di sisi-Nya dan termasuk orang yang ta'at dan
mendapatkan pahala yang amat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar