LUPA DIRI, LUPA ALLAH
Orang
solat belum tentu selalu ingat kepada Allah sekalipun ia mempunyai
banyak ilmu, begitu pula sebaliknya orang yang meninggalkan solat, belum
tentu tidak ingat Allah meskipun sedikit ilmu yang dimiliki. Dalam hal
ini tingkat keimanan seseorang bermacam-macam, ada yang
setengah-setengah adapula tingkatannya sangat rendah, tetapi adapula
tingkatannya sangat tinggi. Kenyataan yang ada banyak sekali yang
terjadi dikalangan kita seperti halnya ketika tertimpa masalah dan
lain-lain, bukan Allah pertama kali yang di ingat dan dimintai
pertolongan tetapi ingat kepada yang lain, Misalnya ketika kita sakit,
umumnya yang diingat dan yang dicari adalah obat, dokter langganan bukan
Allah yang didahului lalu solat minta petunjuk, dengan kata lain Allah
diduain. Ikhtiyar wajib karena berusaha diperintah dan sangat dianjurkan
dalam syariat agar manusia tidak murni menggantungkan diri sepenuhnya
kepada-Nya tanpa ada usaha. Dalam hal ini telah dijelaskan dalam AlQur'an Allah berfirman:
أأتخذ من دونه ألهة ان يردن الرحمن بضر لا تغني عني شفاعتهم شيئا ولا ينقذون.
Artinya: Mengapa Aku akan menyembah tuhan-tuhan selain nya jika (Allah) yang Maha pemurah
menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak
memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat
menyelamatkanku?.(QS: Yaasin:23).
Sebesar apapun usaha kita kalau Allah SWT tidak berkehendak maka tidak akan pernah terjadi. Banyak orang setres, bahkan ada yang putus asa dengan keadaan yang di alaminya,sehingga
ada yang bunuh diri karena merasa sudah tidak ada jalan keluar untuk
dilaluinya, hidup terasa sempit Disinilah pentingnya punya keimanan yang
kuat, hati selalu bergantung diri kepada Allah dan yaqin bahwa Allah
maha pemurah dan penyayang serta ia (Allah) tidak akan memberi suatu
cobaan yang berat kepada mahkluknya melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.
والذين امنوا وعمل الصلحت لا نكلف نفسا الا وسعها اولئك اصحاب الجنة هم فيها خا لدون
Artinya: Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, kami tidak
memikulkan kewajiban kepada diri seorang melainkan sekadar
kesanggupannya.
Apabila
hati telah tertanam oleh iman yang kuat tentu akan senantiasa menjalani
hidup ini dengan sabar. Orang bijak bilang "hayati,nikmati, jalani".
Iman yang kuat adalah memiliki keyakinan yang teguh disertai kepatuhan dan
penyerahan jiwa sepenuhnya kepada Allah. Tanda-tandanya adalah memiliki
keyakinan, berupa berucap dan berbuat sesuai dengan yang
diimani.Misalnya ketika tertimpa musibah yang senantiasa mengelilingi
disetiap saat. Meskipun dengan demikian kepatuhan beribadah kepada Allah
tetap dijaga serta dilaksanakan dengan penuh keihklasan. Sebagaimana
yang telah tercantum dalam AlQur'an. Allah berfirman:
Artinya: (yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.(Qs:Albaqoroh:2).
Semua manusia hidup di dunia,
Allah tidak akan membiarkan begitu saja tanpa diuji, untuk mengukur
seberapa besar tingkat keimanan hambanya apabila tingkat keimanannya
tinggi (tidak lemah) tentu cara berpikir dan cara pengamalannya tidak
akan menduakan Allah dalam arti ketika tertimpa masalah, pertama yang
diingat dan dimintai pertolongan adalah Allah SWT,
kemudian baru yang lain (ikhtiyar). Ada sebuah kisah menarik, cerita
ini terjadi di Negara Indonesia. Ada seorang ustadz muda tampan (cakep),
suatu ketika ia mempunyai satu masalah, dan masalah tersebut tidak bisa
selesai tanpa adanya uang, sebesar lima juta rupiah. Kemudian ia
menemui seorang alim Ulama' untuk meminta nasihat agar masalahnya cepat
selesai, lalu setelah sampai dirumahnya ustadz muda tersebut di
peganglah dadanya. Apa betul kamu sekarang membutuhkan uang?. Tanya
ulama'. Ia!, karena tanpa uang masalah tidak akan bisa selesai. jawab
ustdz!. Tidak! Bukan itu yang kamu butuhkan yang kamu butuhkan sekarang
adalah iman yang kuat dan Allah yang kamu butuhkan, kalau Allah sudah meridloi, sesulit apapun masalah kamu maka akan cepat terselesai.jawab ulama!.
Lupa
Allah jadi masalah!. Jika memang usaha kita gagal misalnya, tentu tidak
akan mengeluh dan kecewa kepada siapun apalagi menyalahkan orang lain
tetapi keimanannya malah akan lebih ditingkatkan serta semakin dekat
kepada Allah.Dengan cara berpikir seperti itu, maka hati akan tenang dan
tentu lebih semangat dalam menjalani hidup yang sifatnya sementara ini.
Hidup
akan terasa indah,tenang,nyaman apabila segala urusannya dikembalikan
kepada Allah. Jadi jangan heran apabila hidup kita di persempit dan
dipersulit dalam segala urusannya kalau Allah diduain. Ketika dapat
musibah saja Allah di ingat, itupun di nomer duakan. Jarang sekali kita
jumpai ketika sedang mendapat kenikmatan, lalu bersyukur dan di ingat
kepada dzat yang memberi. Jadi jangat heran kalau Allah murka dan
mempersulit segala urusannya. Allah berfirman:
ومن اعرض عن ذكري فان له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيا مة اعمى.
Artinya: dan barang siapa berpaling dari peringatanku, maka sesunggunya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.(QS: Taha: 124).
Allah
akan senantiasa ingat dengan pertolongannya jika segala urusannya
diserahkan kepada-Nya. Ketenangan hidup yang sebenarnya adalah apabila
semua amaliah, baik itu masalah urusan dunia maupun berkenaan dengan
urusan akhirat, itu telah di ridloi oleh Allah. Pernahkah kita berpikir (merenung) sejenak apakah Amaliah selama ini yang telah dikerjakan, merasa diridloi oleh Allah atau tidak?.
Bagi orang mukmin tentunya hal seperti itu jadi masalah. Namun
kenyatannya jarang sekali kita jumpai hal seperti itu, tapi kalau
masalah urusan dunia di nomer satukan, "sedikit-sedikit, kenapa dan apa sebabnya?".
Seberat
apapun musibah yang Allah berikan apabila keimanannya tetap
terpelihara, serta Allah tetap sebagi tempat mengadu dan mengeluh,
kemudian segala urusannya di serahkan sepenuhnya kepada Allah. Barang
tentu Allah akan menurunkan ketenangan dalam hati. Dengan demikian mereka
tetap sabar dalam mengadapi dan menjalani berbagai ujian. Sehingga
dengan kesabarannya itu, Allah akan memberikan kemudahan (jalan keluar),
dengan caranya Allah. Allah berfirman:
هو الذي انزل السكينة في قلو ب المؤمنين ليزداد ايمانا معا ايما نهم ولله جنود السموات والأ رض وكان الله عليما حكيما.
Artrinya:
dialah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati supaya keimanan mereka
bertambah di samping keimanan mereka ( yang telah ada). Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi dan Allah maha mengetahui lagi maha
bijaksana.(Qs: Al-Fath: 4).
Kesemuanya
itu tergantung seberapa besar tingkat keimananya kepada Allah. Semakin
tinggi (kuat) keimanannya semakin besar pula pertolongan dari Allah.
Hidup akan terasa indah, nikmat, kalau hal tersebut di lalui dengan baik
dan istiqomah. Dalam masalah ini sering kali terjadi pada kalangan
kita, bukan malah semakin dekat tapi semakin jauh dari Allah. Umumnya
disebabkan karena kurang mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan,
terlalu rakus dan terlalu banyak mengikuti kemauan hawa nafsunya,
sehingga ketika mendapat musibah atau ujian Allah di nomer duakan.[]
Di kutip dari kajian kuliah subuh,
PonPes el ihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar